Takbir dengan lantang berkumandang, tidak sayup-sayup lagi, tetapi sangat jelas terdengar dari mushalla yang tidak jauh dari rumahku. Ya, besok Iduladha... Ya, ini untuk Pemilik Pundak yang Belum Bisa Kutepuk...
Siapa Kamu?
Aku mulai mengetik ini di angka unik. Sebut saja tanggal 06 bulan 06, dan waktu menunjukkan pukul 01.00 WITA. Ya, sudah dini hari, aku terjaga setelah tertidur beberapa jam tadi. Aku beranjak dan memutuskan untuk sedikit menulis ini, untuk orang yang mungkin sedang kelelahan saat ini...
Bang, mungkin lu sekarang lagi istirahat malam... Meskipun gua tahu, istirahat lu gak tentu karena keadaan. Lagi-lagi, ada harapan gua di kalimat itu, semoga lu bisa meluruskan pinggang dan mengurai kepenatan di kepala.
Bang, seperti yang lu bilang, disana tidak ada perayaan memang. Tapi hari ini Iduladha, izinkan gua sedikit mengucapkan untuk orang yang gua sayangi ini, adek gua...
Izinkan gua kesekian kalinya mengirim doa untuk orang yang saat ini ada di kepala gua, adek kecil gua...
Selamat Iduladha ya bang, selamat iduladha adek nemu kesayangan. Semoga hari ini menjadi awal doa-doa kita terwujud. Aamiin...
Dan, izinkan kali ini gua merindukan adek kecil gua ini.. Ingin sekali kutepuk pundaknya, ingin sekali kubisikkan kepadanya.... Bahwa, aku bangga memilikinya.
Sehat-sehat terus disana, baik-baikah terus disana... Semoga Allah senantiasa melindungi.
Peluk erat, peluk jauh...
Abangmu.

0 Komentar