Pagi itu, udara begitu tenang. Hening, seakan daun dan embun pun enggan bergerak. Sayup-sayup kudengar suara kecil dari surau di ujung sana. Belum waktunya subuh, tetapi seperti biasa aku terjaga, tetapi kali ini di zona waktu yang hampir sama, sebuah notifikasi dari seseorang yang sangat berharga... Ya, someone priceless.
Untuk seseorang berharga yang kusebut.. Adik.
Adik, biarkan aku menulis ini. Meskipun mungkin hanya menjadi kalimat-kalimat tanpa makna, tetapi biarlah ini menjadi rangkaian kenangan yang senantiasa terjaga. Insya Allah...
Banjarmasin, 12 Agustus 2025
Pagi ini, sebuah notifikasi yang dulu juga sering berbunyi. Ya, waktu yang sama, dari orang yang sama. Bedanya, kali ini engkau berada di zona waktu yang nyaris sama denganku. Bang, sehat-sehat terus ya, sampai kapanpun. Itu dan selalu hal itu yang menjadi doa dan harapanku sampai hari ini, hingga detik ini... Insya Allah sampai nanti.
Agak sayu memang kau balas pesanku, entah lelah, entah baru terjaga. Tapi aku mengerti, selama ini kau telah melewati hari-hari yang tak mudah, berantakan, dan penuh tekanan. Adik, bagiku kau tetap terbaik, kau tetap membanggakan tanpa cela. Tetaplah menjadi Mario yang kukenal, dia yang tak semudah itu menyerah...
Hening dan diamnya pagi ini ternyata menjadi hari yang mengejutkan, tenang nya daun dan embun yang damai ini, ternyata bukan hal yang baik di belahan bumi sebelah sana. Ya, disana memang tidak ada hal yang baik menimpa warganya. Entahlah, seakan pagi ini tiba-tiba ada yang berbeda. Sebuah notifikasi yang lain, seketika membuat sesak dada.
Adik, sini duduk sejenak... sini, berdoa sebentar.. Aku merasa ada yang seketika hilang, atmosfer seakan tiba-tiba berubah. Waktu dan isi nadi seakan-akan ikut berhenti, entah apa yang membuatku begini. Aku merasa kehilangan, tapi entah apa. Setetes cairan bening menyeruak di sudut mataku, ya Allah... Sudah cukup, biarkan Gaza mendapatkan apa yang diinginkannya. Bahkan suara kecil yang selalu kutunggu setiap hari, ternyata harus hilang mulai hari ini...
Bang, sini duduk sejenak... Adik kecilku, sini menepi sebentar. Sehening apapun cerita yang sedang kau bawa, itu tetap menjadi hal yang selalu ingin ku dengar. Ini bukan adu nasib, tetapi ini juga cukup membuatku tersentak.
Beberapa bulan lalu, hal yang tak kalah menyakitkan buatku. Ya, Yusuf! Seseorang yang selalu memberikan kabar ketika dia menjagamu ketika masa sulit. Betul bang, engkau memintanya untuk mengabariku. Tetapi ternyata hanya sebatas itu Allah memberikan kesempatan, Allah hanya memberikan mimpi sebagai tempat untuk bersilaturahmi. Aku masih ingat wajahnya, aku masih ingat orang baik itu menyapa...
Dia berjalan, melintasi halaman yang tidak begitu luas. Dengan mengenakan laos hitam dengan bawahan gelap lainnya, dia melangkahkan kakinya. Aku ingat, perawakan tinggi besar itu menghampiri, menyodorkan tangan untuk menyalami.. Selang beberapa waktu, dia mengucapkan terima kasih kepadaku. Untuk apa? Ya Allah, bukankah seharusnya aku yang berterima kasih karena dia telah menjagakan saudaraku? Dia ikut duduk dan entah apa yang diobrolkan, disitu banyak makanan. Ya Allah, terima kasih atas kehormatan bertemu mujahid ini...
Kali ini, hari ini, cerita yang baru terlontar lagi dari adik nemuku, ya seseorang yang tidak kalah hebatnya, dan baru saja syahid, Anas Jamal. Adik, aku tak mengira kau seterpukul ini, meski aku tahu hampir setiap hal disana kau bercerita 'dengan pers, di tenda pers' dan sebagainya. Bang, kau merindukan Anas Jamal bang? Ayo, kita doakan dia dulu bang...
Bang, boleh kan kalau aku juga merindukan tulisannya? Seketika seakan dunia ini hening bang, entahlah... Bang, kalau kau ke Gaza (lagi), sampaikan salamku buat Anas Jamal ya bang...😢
Bang, boleh kan aku switch sedikit bahasanya? Jika tadi lu kasih gua cerita 2 orang hebat. Gua juga ada bang! Satu orang yang hebat juga bang. Mario Harizki! Gua bangga, gua sayang, gua excited punya dia bang! Bangga banget, lu orang pertama yang terjun ke Gaza yang gua interaksi langsung. Ketika mataku terbuka, kau membukanya lebih lebar tentang Gaza. Terima kasih ya bang, lu benar-benar memberi gua banyak pelajaran, lu memberi gua banyak kejutan dan hal baru.
Gua yakin, suatu saat nanti Allah akan kasi kesempatan buat gua untuk menempuk pundak adek nemu gua ini bang. Gua yakin, suatu saat nanti Allah akan kasi kesempatan gua untuk memegang dan memeluk adek nemu gua yang hebat ini bang. Semoga takdir berpihak kepada doa-doa kita ya bang..
Pada akhirnya, di titik ujung nanti, entah lu inget lagi atau kagak dengan gua, tarik gua ke surga ya bang. Lu banyak tabungan pahala di Gaza, insya Allah.. Jangan bilang lu bukan orang penting, jangan bilang lu bukan orang yang spesial. Lu, lebih dari itu.. Lu, istimewa buat gua... Lu spesial bagi banyak orang.
Terima kasih ya Allah, terima kasih ya Rabb.. Cepat sembuh, cepat pulih. Sehat-sehatlah terus bocil sue tapi gua sayangi, dimudahkan segala urusannya ya bang...
Peluk jauh, find me someday.
Abangmu.
0 Komentar